Ulik Bareng Serunya Workshop Media Assyifa!

Hari gini, hampir semua hal bergerak ke ranah digital, termasuk bagaimana cara
sekolah berkomunikasi, membangun citra, dan mendokumentasikan kegiatannya. Media
digital bukan lagi pelengkap, tapi sudah jadi kebutuhan utama. Dari website sekolah, akun
Instagram, sampai video dokumenter kegiatan, semua jadi bagian dari wajah digital sekolah.
Bertempat di Aula Khadijah SMAIT Assyifa Wanareja, diadakan sebuah workshop
bertajuk “Membangun Kreativitas dan Integritas Media Sekolah di Era Digital”, yang
bertepatan pada tanggal 12 September 2025. Acara ini digelar bukan untuk meraih tujuan
praktis semata. Namun agar semua itu bisa berjalan dengan baik, tentunya perlu orang-orang
yang siap di belakang layar.
Di sinilah peran tim media sekolah jadi sangat penting. Tapi untuk bisa menghasilkan
konten yang menarik, informatif, dan tetap bertanggung jawab, mereka tak bisa hanya modal
semangat. Workshop jadi ruang belajar yang penting—bukan hanya mengasah skill teknis,
tapi juga untuk memahami cara kerja media di era digital.

Pentingnya Publikasi di Era Digital

Sekarang, informasi bisa tersebar dalam hitungan detik. Apa yang dipublikasikan hari
ini bisa membentuk persepsi publik esok hari. Bagi sebuah sekolah, ini menjadi peluang
sekaligus tantangan. Publikasi yang baik bukan hanya soal memberi tahu apa yang sedang
terjadi, tapi juga tentang bagaimana membangun citra, kepercayaan, dan koneksi dengan
masyarakat luas—baik itu orang tua siswa, calon peserta didik, mitra, maupun komunitas
pendidikan

Peran Workshop
Selain aspek teknis dan etis, workshop juga membangun soft skill yang tak kalah
penting: kerja sama tim, komunikasi, tanggung jawab, serta rasa kepemilikan terhadap media
sekolah. Ketika siswa dilibatkan dan diberi ruang untuk berkembang, mereka tidak hanya
menjadi pelaksana, tetapi juga menjadi duta-duta sekolah yang membawa pesan positif ke
dunia luar.
Dalam hal ini, Tim Media Assyifa membagikan fokus konten ke dalam 4 bagian, di
antaranya adalah Leadership, Akhlak, Al-Qur’an, dan Prestasi. Dengan fokus yang terarah,
syariat Islam yang dibawakan dapat terstruktur dan kontras. Adanya workshop yang rutin dan
terarah juga membuat kualitas publikasi sekolah tidak hanya meningkat dari segi tampilan,
tapi juga dari segi isi dan dampaknya pada pendakwahan Islam.

Ada Apa Saja di Workshop Media Assyifa?
Tentunya ada banyak kegiatan yang berlangsung pada workshop dengan 46 peserta
yang ikut, meliputi anggota Assyifa Digital Creative dan BEM Departemen Riset dan
Teknologi. Siswa bisa belajar langsung berbagai hal teknis seperti dasar-dasar dalam
jurnalistik, podcasting, event documentation, content planning, dan team management.
Workshop ini juga membuka ruang diskusi tentang hal-hal penting yang sering terlupakan,
seperti etika digital dan menjaga citra sekolah dalam setiap konten yang dipublikasikan
Ustaz Angga Muhammad Aulia, S.kom, selaku penanggung jawab media sekolah,
membuka acara dengan sambutannya, kemudian diikuti oleh Ustadz Soleh Aziz Zaelani,
Spd.i.,Gr., selaku kepala sekolah SMAIT Assyifa Wanareja. Beliau menyampaikan harapan
untuk perkembangan Assyifa Digital Creative dan BEM departemen Riset dan Teknologi
dalam mengelola media sekolah.
Bersama para pemateri, siswa juga diarahkan untuk praktik langsung selama kegiatan
berjalan. Hal ini penting dalam pengembangan skill siswa karena bukan hanya materi yang
didapatkan, tetapi juga menunjukkan contoh kerja nyata yang kelak akan diterapkan.
Pemateri pertama, Kak Ajeng dari tim Humas Assyifa, membawakan materi bertopik
Jurnalistik dan Podcast. Selanjutnya, Bunda Eneng dan Pak Eko sebagai pengelola sosial
media SMPIT Assyifa Jalancagak, dengan materi yang dibawakan mengenai content planner.
Ustaz Niki sebagai Manajer Humas Yayasan memaparkan tema terkait event documentation.
Dan bersama Bumi sebagai Ketua Divisi Komunikasi dan Informasi BEM SMPIT
Jalancagak, menyampaikan beberapa pengalamannya selama memegang jabatan.

Publikasi dan Dakwah: Bagaimana Perspektif Islam?
Prinsip dasar dari publikasi—yakni menyampaikan informasi dengan jujur, bijak, dan
bermanfaat—sebenarnya sudah lama diajarkan dalam Islam. Al-Qur’an sendiri memberikan
panduan jelas tentang pentingnya menyampaikan kebenaran dan menjauhkan diri dari
penyebaran informasi yang menyesatkan. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu
berita, maka telitilah kebenarannya…” (QS. Al-Hujurat: 6)
Ayat ini bukan hanya menjadi dasar untuk bersikap kritis terhadap informasi, tetapi
juga menjadi pengingat bahwa menyebarkan berita bukan hal sepele—ia bisa membawa
manfaat besar atau justru menimbulkan fitnah. Maka, dalam konteks publikasi digital di
lingkungan sekolah, nilai-nilai kehati-hatian, kejujuran, dan tanggung jawab sangat relevan
untuk ditanamkan sejak dini, khususnya melalui kegiatan workshop yang terstruktur.   

Kesimpulan
Kegiatan workshop ini tentunya penting dalam pembentukan karakter siswa dalam
pengembangan ide-ide kreatif, karena tim media merupakan wajah sekolah yang krusial
dalam aspek penilaian publik terhadap reputasi baik sekolah. Serta, diharapkannya terdapat
pendakwahan Islam yang meluas dengan metode yang lebih modern dan mengikuti era
digitalisasi.

admin