Mengintip Pekerjaan Masa Depan: Seminar Karir untuk Santri SMA Wanareja Kelas 10, 11, dan 12 di Bawah Naungan Masjid An-Najah

Foto Seminar Karir yang diambil di dalam Masjid Andalan SMA

Subang 1 November 2025– Tepat pada pukul 13.00 WIB tanggal 30 Oktober 2025, siswa kelas 10, 11, dan 12 berdatangan menghadiri seminar karir di bawah naungan masjid kebanggan, Masjid An-Najah. Udara kompleks sekolah memang terasa panas, namun hawa sejuk dari dalam Masjid An-Najah memberikan perlindungan yang nyaman. mereka bertanya-tanya “Apa yang akan dibahas pada kesempatan seminar kali ini?”. Dua orang pembicara didatangkan pada kegiatan seminar hari ini, menjadikannya daya tarik tersendiri untuk para murid kelas 10 dan 11. Terlebih lagi, mereka bukanlah sembarang orang. Mereka adalah Dr. R. Sri Widaningsih, S.Pd.I., M.Pd., Kepala Pengembangan Kurikulum Institusi dari STKIP Pasundan Cimahi dan dr. Nadia Kusumayanti, SpPD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RSUD Khidmat Sehat Afiat Depok. 

  Pada awalnya, seminar karir ini diperuntukkan untuk kakak kelas 12, namun disebabkan ujian TKA akan dilaksanakan pada minggu depan, tepatnya dimulai dari hari Senin 3 November 2025, mereka tidak diwajibkan untuk datang dan menghadiri kegiatan seminar karir ini. Akhirnya diputuskan oleh Ustaz Syarif, bahwa kelas 11 dan kelas 10 diperbolehkan ikut pada kegiatan seminar karir, tepat setelah shalat sunnah ba’da zuhur dilakukan.

Sesi Seminar Karir 1: Membedah Pekerjaan Seorang Dosen

  Acara dimulai dengan pembukaan MC yang semangat sekali dalam membacakan rundown kegiatan, dilanjutkan dengan adanya pembaca tilawah dari kelas 10. Selesai tilawah, acara berlanjut dengan dibukanya sesi pertama oleh pembicara Dr. R. Sri. Widaningsih, S.Pd.I., M.Pd., Kepala Pengembangan Kurikulum Institusi dari STKIP Pasundan Cimahi. Dengan latar pendidikan yang mendalam, beliau segera menarik perhatian para murid dengan bertanya “Apakah Kalian tahu tugas dosen apa saja?”. Tidak ada seorang siswa SMA Aswaja mengacungkan tangan kecuali mereka berkata dalam batin, bahwa pekerjaan seorang dosen hanya mengajar mahasiswa.

  Beliau melanjutkan dengan sedikit senyuman.”Tugas seorang dosen bukan hanya mendidik saja. Seorang dosen mempunyai tiga pilar utama tugasnya yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jadi, apa kalian tahu selain mengajar atau mendidik dua lagi apa?”

  Para murid dibuat kembali bingung, karena ini pertama kali bagi mereka, bahwa tugas seorang dosen tidak hanya mengarahkan siswa pada pendidikan untuk mendapatkan nilai bagus dan handal dalam bidangnya. Masih tersisa dua peran utama dosen lagi dan kini tidak ada satu hadirin pun yang mengetahui jawaban atas pertanyaan ini. 

  “Tidak apa jika kalian tidak tahu, karena ini ilmu baru bagi kalian. Dua tugas dosen lagi adalah, peneliti yang menciptakan inovasi dan pengabdian kepada masyarakat atau kontribusi nyata”. Ucap beliau. Semua murid langsung mengangguk-angguk paham, beberapa ada mencatat karena ini merupakan ilmu mahal. Dr. R. Sri. Widaningsih melanjutkan menjelaskan mendalam tentang dosen sebagai peneliti, ia mengatakan juga kalau mau menjadi seorang profesor, harus menjadi seorang dosen terlebih dahulu, terlebih lagi di dosen mempunyai tingkatan. Semakin tinggi tingkatan semakin mudah untuk menapaki jalan sebagai profesor.

  Selama penjelasan berlangsung, semua murid mendengarkan dengan khidmat dan mencatat sesekali, menggarisbawahi jika ada yang penting. Ketika tiba waktu sesi pertama hendak selesai, sesi ditutup dengan tanya jawab dari berbagai murid, bertanya kesulitan menjadi seorang dosen. Beliau menjawab dengan percaya diri sekaligus memberikan solusi bagi yang nantinya menjadi seorang profesor untuk tidak menyerah dan terus berusaha.

Sesi Seminar Karir 2: Lika-Liku Perjalanan Seorang Dokter Spesialis

  Setelah dibuat terkesima dengan penjelasan pada sesi 1, acara dilanjutkan menuju sesi 2, salah satu momen yang ditunggu-tunggu para santri. Profesi impian dan bergengsi yang pernah ada, terlebih lagi pembicara yang dihadirkan pada kali ini adalah seorang Dokter Spesialis Organ Dalam, yaitu dr. Nadia Kusumayanti, SpPD. Pada kesempatan kali ini, para murid akan mendengarkan kisah inspiratif dari seorang dokter spesialis yang telah mendedikasikan hidupnya untuk dunia medis.

  Seorang perempuan paruh baya dengan tatapan hangat namun tegas berjalan menuju tengah dan memulai percakapan dengan salam semangat dan dijawab kembali oleh para santri. dr Nadia Kusumayanti, seorang lulusan Kedokteran Undip S-1 dan S-2, memulai sesi 2 ini dengan menceritakan pengalamannya dari alasan ia masuk kedokteran. Ia menceritakan bagaimana dulu susahnya masuk kedokteran, dan betapa sulitnya beradaptasi ketika sudah masuk kuliah.

  “Kedokteran itu dibagi 2 masa pendidikannya. Pertama, tahap pendidikan akademik, bisa selama 3-4 tahun. Kedua, tahap pendidikan profesi atau yang biasa disebut koas” jelas dr Nadia sambil menatap satu per satu wajah penuh harap di hadapannya.

  Selanjutnya ia menjelaskan lebih dalam tentang koas. “Saat koas, kalian tidak lagi belajar teori lagi. Kalian akan langsung dibuktikan belajar bersungguh-sungguh atau tidak dengan langsung terjun menuju praktek dan berhadapan langsung dengan pasien sesungguhnya di rumah sakit.”, beberapa murid menggarisbawahi catatan mereka dengan cepat dan melanjutkan kembali mendengar pengalaman sang dokter.

   Nadia menarik napas dalam, membiarkan keheningan sejenak meresap “Melewati kedua tahap ini, akademik dan profesi, barulah kalian siap untuk mengikuti Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKMPPD) dan mengucapkan Sumpah Dokter” para murid mengangguk kembali, dan meyakini jalan menuju seorang dokter sangat panjang. 

  Beliau melanjutkan lagi cerita serta berbagai pengalaman yang ia pernah ia alami hingga sampai S-2. Berakhirlah sesi 2 pada kegiatan seminar karir kali ini. Sebelum ditutup, para murid kembali semangat mengangkat tangan untuk kembali bertanya tentang profesi dokter yang kemudian dijawab hingga ke akar-akarnya oleh dr. Nadia. Ia sangat senang, banyak yang antusias untuk mengikuti jejak sebagai dokter di masa depan. Sebagai penutup, mikrofon diserahkan kepada murid yang akan membaca doa penutup. Setelah doa selesai dibacakan, acara ditutup oleh MC dengan membawa wajah-wajah baru, dan energi baru dengan tekad yang lebih kuat. Harapannya para murid untuk terus semangat dalam mencapai cita-cita sebagaimana yang telah disampaikan oleh kedua pembicara, Dr. R. Sri. Widaningsih, S.Pd.I. dan dr. Nadia Kusumayanti, SpPD.

FAHREZA ANANDA PRATAMA

Murid dari SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja. Berorganisasi di Multimedia Creative di bidang Jurnalistik sekaligus anggota inti tim OSN MTK.