School Info
Monday, 20 Oct 2025
  • Selamat Datang di Website SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja
  • Selamat Datang di Website SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja
20 October 2025

Jangan Biarkan Otakmu Mengalami Brain Rot! Kenali dan Cegah dari Sekarang demi Pendidikan yang Berkah dan Berkualitas

Mon, 20 October 2025 Read 84x Artikel Guru

Tim Jurnalistik SMAIT As-Syifa Wanareja Boarding School Subang

Allah Subhanawata’ala berfirman :

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
📖 (QS. Al-Isrā’: 36)

Di era digital yang begitu cepat dan penuh distraksi, menjaga kesehatan otak dan kejernihan hati menjadi bagian penting dari jihad intelektual kita. Banyak di antara kita yang sibuk mengasah jari di layar, tapi lupa mengasah akal di kepala. Kita sering mendengar istilah brain rot—otak yang ‘membusuk’ karena terlalu banyak mengonsumsi konten dangkal. Tapi, apakah kita sungguh sadar bahwa ini bisa merusak kualitas belajar, bahkan masa depan generasi?

Mari kita pahami lebih dalam, agar ilmu yang kita cari tidak sekadar menumpuk di kepala, tapi menumbuhkan hikmah dalam jiwa.

  • Apa Itu Brain Rot dalam Pendidikan?

Istilah brain rot bukan istilah medis, tapi cermin realitas zaman. Ia menggambarkan penurunan fungsi otak akibat terlalu sering terpapar konten digital instan dan dangkal.
Otak yang seharusnya aktif berpikir dan meneliti, malah dimanjakan oleh hiburan cepat dan visual singkat.

Coba renungkan…
Berapa lama kita bisa membaca buku tanpa tergoda membuka notifikasi Gawai?
Berapa banyak waktu belajar yang tersita untuk sekadar menonton video tanpa makna?

  • Hadits tentang Nilai Waktu dan Kesehatan
    Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

(Ni‘matāni maghbūnun fīhimā katsīrun minan-nās: ash-shihhah wal-farāgh)

“Dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.”
📚 (HR. Bukhari, no. 6412)

Ya, brain rot membuat kita lalai menggunakan dua nikmat besar itu. Waktu belajar tersia-sia, dan kesehatan otak pun menurun tanpa terasa.

  • Dampak Brain Rot bagi Dunia Pendidikan

Fenomena brain rot bukan sekadar isu teknologi, tapi krisis perhatian dan keikhlasan dalam belajar.
Berikut dampaknya yang kian nyata di lingkungan pendidikan:

  1. Sulit fokus dan memahami pelajaran — otak terbiasa dengan hal instan, sehingga menolak berpikir mendalam.
  2. Menurunnya kreativitas dan daya analisis — siswa lebih mudah meniru daripada mencipta.
  3. Meningkatnya stres dan kecemasan — terlalu banyak input tanpa pemaknaan membuat pikiran jenuh.
  4. Turunnya motivasi belajar — semangat menuntut ilmu tergantikan dengan keinginan instan, hiburan tanpa batas serta seleksi yang baik.

Padahal Islam sangat menekankan pentingnya tafaqquh (pemahaman mendalam).

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
📖 (QS. Al-Mujādilah: 11)

Artinya, berpikir mendalam bukan sekadar aktivitas intelektual, tapi juga spiritual.

  • Penyebab Brain Rot di Era Digital

Fenomena ini muncul bukan tanpa sebab. Beberapa pemicu utamanya adalah:

  1. Kecanduan media sosial: terlalu lama scrolling tanpa arah.
  2. Paparan konten dangkal: otak diberi rangsangan cepat tapi miskin nilai.
  3. Minim interaksi nyata: berkurangnya diskusi dan refleksi bersama.
  4. Kurang waktu untuk tafakkur dan fokus: terlalu banyak terpengaruh notifikasi serta konten Gawai yang tidak mendidik, terlalu sedikit perenungan.

Dalam Islam, tafakkur (merenung) adalah bagian dari pengembangan Spiritual.

خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal.”
📖 (QS. Āli ‘Imrān: 190)

Artinya, berpikir mendalam bukan sekadar aktivitas intelektual, tapi juga spiritual.

  • Cara Mencegah Brain Rot: Menjaga Otak dan Jiwa Tetap Sehat

Menjaga otak agar tetap cerdas dan bersih adalah bentuk syukur kepada Allah atas karunia akal. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh siswa, guru, maupun orang tua:

  1. Batasi waktu penggunaan gadget, Gunakan teknologi untuk belajar, bukan melarikan diri dari tanggung jawab belajar.
  2. Pilih konten bermakna, Tonton yang menginspirasi, baca yang mencerahkan.
  3. Perbanyak membaca Al-Qur’an dan buku, Al-Qur’an adalah sumber cahaya akal dan hati, Membaca Al-Quran membawa ketenangan hati dan ketenteraman jiwa.
  4. Perkuat interaksi sosial dan diskusi sehat, Belajar bersama menumbuhkan empati dan pemahaman.
  5. Jaga pola hidup seimbang, Aktivitas olahraga, istirahat cukup, dan makan sehat menjaga fokus otak.
  6. Lakukan muhasabah diri. Evaluasi kebiasaan digital disetiap harinya, apakah menambah ilmu atau sekadar membuang waktu?
  • Pendidikan Berkah Berawal dari Otak yang Sehat

Sekolah dan keluarga perlu menyadari bahwa pendidikan bukan hanya soal nilai akademik, tapi pembentukan kesadaran dan kebersihan pikiran.
Guru menjadi teladan dalam disiplin digital, orang tua menjadi pengawas yang penuh kasih, dan siswa menjadi penuntut ilmu yang sadar tanggung jawab spiritualnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”
📚 (HR. Muslim, no. 2699)

Maka, menuntut ilmu dengan hati yang jernih dan otak yang sehat adalah ibadah. Menghindari brain rot bukan sekadar menjaga konsentrasi, tapi juga menjaga amanah akal yang Allah Swt. titipkan.

  • Penutup: Jaga Akalmu, Jaga Cahaya Ilmumu

Otak adalah anugerah besar. Ia ibarat lampu yang menerangi perjalanan hidup. Jika lampu itu dibiarkan kotor dan redup oleh brain rot, maka cahaya ilmu pun padam.
Namun jika dijaga dengan dzikir, disiplin, dan rasa syukur, ia akan menjadi pelita yang menerangi dunia.

Mari bersama kita rawat akal, jaga hati, dan gunakan teknologi dengan bijak — agar pendidikan kita tidak sekadar mencerdaskan pikiran, tapi juga menyuburkan iman dan menumbuhkan insan beradab.

Wallohu’alam bi shawab

Referensi :

https://www.halodoc.com/artikel/brain-rot-akibat-kecanduan-gadget-ini-fakta-yang-perlu-diketahui
https://www.alodokter.com/brain-rot-lemah-otak-akibat-kecanduan-gadget
https://hellosehat.com/mental/kecanduan/brain-rot/
https://daaruttauhiid.sch.id/keutamaan-membaca-al-quran-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Agenda

25
Jun 2025
time : 15:11
Agenda is expired

Info Sekolah

SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja

NPSN 20404xxx
Blok Lw. Peuris RT/RW 07/02, Wanareja, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat 41211
PHONE6281222111454
EMAILsmait-wanareja@assyifa-boardingschool.sch.id