Subang, 1 Oktober 2025–Setiap tahun pada hari pertama bulan Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Hari ini ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai hari pengukuhan terhadap kesaktian ideologi Pancasila. Sejarah tentang penetapan Hari Kesaktian Pancasila erat kaitannya dengan peristiwa pemberontakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia. Namun pada masa kini, relevansi Hari Kesaktian Pancasila seringkali dipertanyakan, terutama karena ideologi komunisme sendiri tidak lagi relevan di masa sekarang. Masihkah nilai yang terkandung dalam peristiwa tersebut penting pada hari ini?
Peristiwa yang melatarbelakangi peringatan ini terjadi pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965, ketika tujuh perwira tinggi Angkatan Darat diculik dan dibunuh oleh kelompok yang dikenal sebagai Gerakan 30 September (G30S). Jenazah mereka ditemukan di sebuah sumur di Lubang Buaya, Jakarta. Tragedi ini merupakan upaya pengkhianatan terhadap bangsa dengan tujuan utama mengganti ideologi Pancasila. Namun, upaya tersebut gagal dan negara berhasil pulih. Peristiwa ini kemudian dimaknai sebagai bukti bahwa Pancasila terbukti sakti, tak tergantikan oleh ideologi manapun, dan harus terus dipertahankan.
Kini, kesaktian Pancasila kembali diuji. Bukan oleh tantangan fisik seperti pemberontakan, namun dengan bentuk yang lebih halus di dunia digital. Media sosial yang seharusnya menjadi ruang persatuan bagi bangsa malah menjadi ruang tempat penyebaran provokasi, ujaran kebencian, dan informasi menyesatkan. Di tengah kekacauan digital ini, pengetahuan dasar tentang ideologi Pancasila terkikis sedikit demi sedikit dalam diri para pemuda Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi bangsa agar tetap teguh berpedoman kepada ideologi Pancasila.
Menyadari tantangan baru ini, berbagai pihak mulai dari pemerintah, akademisi, hingga pemuda Indonesia menyerukan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila. Berbagai program edukasi hingga upaya peningkatan literasi digital dilakukan oleh bangsa demi mempertahankan kesaktian Pancasila. Maka dari itu, kita sebagai masa depan bangsa harus tetap berpedoman kepada Pancasila demi menjaga bangsa dari serbuan pikiran dan ideologi asing serta menjaga stabilitas nasional.
Murid dari SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja. Berorganisasi di Multimedia Creative di bidang Jurnalistik sekaligus anggota inti tim OSN MTK.