Ustaz Fazry, Pemateri Utama Particular Upgrading
Subang, 1 Desember 2025– Hawa di Masjid An-Najah terasa begitu hangat dan penuh semangat, saat dilaksanakannya kegiatan Particular Upgrading yang diselenggarakan BEM Departemen MSDA (Manajemen Sumber Daya Anggota) kepada kelas sepuluh sebagai upaya pembentukan kepribadian serta kepemimpinan para murid. Pemateri utama adalah Ustaz Fazry Fauzan Rajabani Firdaus yang mengajarkan sejarah Syahadatain. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 24 November 2025.
Particular Upgrading adalah sebuah acara yang diselenggarakan BEM (Badan Eksekutif Murid) dari Departemen MSDA yang dikhususkan kepada santri kelas sepuluh, sebagai persiapan untuk mengemban amanah organisasi pada masa mendatang dan salah satu syarat untuk menjadi anggota organisasi atau ketua organisasi. Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali di tempat yang sudah direncanakan. Para murid yang rajin dan antusias mengikuti kegiatan Particular Upgrading akan diikutkan di acara As-Syifa Leadership Academy yang diselenggarakan oleh SMAIT As-Syifa Wanareja.
Pembukaan kegiatan Particular Upgrading oleh Ustaz Megi begitu menarik dan mengagumkan, dari penjelasan awal mengenai perbedaan nilai arang, batu bara, dan berlian sampai kata-kata Ustaz Megi yang memotivasi murid dalam mengikuti kegiatan Particular Upgrading “Tidak ada orang hebat dari cara yang singkat” ucapnya dalam pembukaan acara Particular Upgrading. Menurut Ustaz Megi, Particular Upgrading adalah sebuah acara yang disediakan untuk syarat kegiatan lomba, syarat ketua BEM dan syarat mengikuti As-Syifa Leader Camp.
Ustaz Fazry sebagai pemateri utama, menjelaskan ilmu Syahadatain yang merupakan ilmu yang didapatkan dari kiai-nya saat mengabdi di Cirebon pada tahun 2007. Menurutnya Syahadatain adalah sebuah kalimat tauhid yang merupakan sumpah bagi seluruh umat Muslim. Bagi Ustaz Fazry, Syahadatain berawal dari sejarah Islam masa lalu, pasca kematian Nabi Muhammad Saw yang akhirnya kepemimpinan umat muslim dipegang oleh Abu Bakar as-Shiddiq selama 2 tahun sebelum akhirnya wafat dan digantikan Umar bin Khattab selama sepuluh tahun.
Namun sayang, nyawa Umar bin Khattab habis di tangan Yahudi bernama Abu Lu’lu’ah al-Majusi saat sedang shalat shubuh. Umar bin Khattab wafat dua hari kemudian. Maka kepemimpinan berlanjut ke Utsman bin Affan selama 12 tahun, di masa itu Utsman mencoba memperbaiki pemerintahan, namun banyak sekali orang menentang, termasuk 200 orang Mesir datang dan mengepung rumahnya selama 40 hari. Di hari ke 40 seseorang datang menyusup ke dalam rumahnya kemudian menebas Utsman hingga wafat di dalam rumahnya.
Setelah wafatnya Utsman maka berlanjut menuju kepemimpinan Ali bin Abi Thalib yang penuh konflik selama lima tahun. Di masa kepemimpinan Ali, terdapat dua kubu yang terpecah yaitu kubu Ali yang mencoba menstabilkan politik negara dan kubu Muawiyah yang fokus mencari pembunuh Utsman bin Affan. Setelah banyak konflik yang terjadi, akhirnya ada beberapa orang dari kubu Ali yang menyebut dirinya sebagai kelompok Khawarij. kelompok tersebut merencanakan membunuh Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Sufyan dan Amr bin Ash, namun yang berhasil kelompok tersebut bunuh hanyalah Ali bin Abi Thalib yang menandakan akhir dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin.
Setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib maka berlanjut ke dinasti Umayyah lalu ke dinasti Abbasiyah. Pada masa dinasti Abbasiyah, banyak sekali pemahaman-pemahaman yang keluar dari tuntutan Islam salah satunya Syiah yang dibawa oleh Abdullah bin Saba sebagai bentuk usaha untuk memecah belah umat islam. Sesudah itu juga ada beberapa aliran lainnya seperti Qadariyah yang menurut pengikut alirannya Allah tidak berkehendak apapun dalam kehidupan di dunia atau kepercayaan Jabariyah yang percaya bahwa Allah memiliki seluruh kehendak dalam diri manusia walau manusia sering bermaksiat, dan beberapa pemahaman lainnya yang tidak sesuai kaidah Al-Quran.
Sampai datangnya seorang ulama bernama Wasil bin Atha yang awalnya merupakan pengikut Jabariyah merasa janggal dengan ajarannya sehingga akhirnya mengubah aliran dan ikut amengembangkan aliran Ahlus Sunnah wal Jamaah bersama Imam Abu Mansur al-Maturidi dan beberapa ulama lainnya, hingga sekarang Ahlus Sunnah wal Jamaah jadi dasar ilmu agama islam.
Setelah materi usai maka dilanjut dengan tanya jawab dengan para murid yang masih penasaran dengan sejarah Syahadatain dan pokok-pokoknya, selepas sesi tanya jawab, dilanjutkan doa oleh Gilang Abdurrahman sebagai tanda bahwa acara Particular Upgrading pertama resmi selesai. Harapannya setelah dilaksanakan kegiatan Particular Upgrading bisa menjadi inspirasi bagi murid untuk berorganisasi di periode selanjutnya dan ilmu Syahadatain yang disampaikan Ustaz Fazry bisa menjadi ilmu yang diamalkan di masa mendatang.
Murid yang menempuh pendidikannya di SMAIT As-Syifa Wanareja, dan merupakan alumni dari SMPIT As-Syifa Wanareja yang berorganisasi di As-Syifa Digital Creative Divisi Jurnalistik