Spiritual Teacher Program Solusi Nutrisi Hati

Spiritual Teacher Program Solusi Nutrisi Hati   

Spiritual Teacher merupakan salah satu program sekolah yang ditujukan untuk guru dan civitas academica SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja. Program ini terinspirasi dari program Spiritual Leader yang diikut oleh para pimpinan SMAIT As-Syifa Wanareja beserta unit lain baik dari unit pendidikan maupun nonpendidikan di tingkat yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah.

Setelah mengikuti program Spiritual Leader yang diselenggarakan oleh pihak yayasan, kepala sekolah beserta para wakil kepala sekolah sangat terinspirasi oleh program tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan ruhiyah dan ukhuwah sesama pimpinan antar-unit yang ada di bawah naungan yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah. Ketua yayasan menyampaikan bahwa untuk mewujudkan visi dan misi yayasan perlu ditunjang dengan kekuatan ruhiyah yang kuat dan terjaga supaya ada nilai lebih yaitu keberkahan. Hal tersebut perlu dimulai dari para pimpinannya terlebih dahulu.

Para pimpinan menyadari bahwa pentingnya peningkatan ruhiyah untuk menunjang visi dan misi harus dimiliki oleh setiap elemen yang berada di bawah naungan yayasan Asy-Syifa Al-Khoeriyyah secara menyeluruh tanpa terkecuali. Akhirnya, dengan mengucapkan “Bismillah”, kegiatan serupa pun langsung direalisasikan di kalangan civitas akademika SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja yang dinamai “Spiritual Teacher”.

Program Spiritual Teacher bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas ruhiyah setiap pegawai. Selain itu, untuk meningkatkan ukhuwah antarpegawai yang ada di lingkungan SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja dimulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, musyif, musyifah, staf sampai ke petugas kebersihan atau kami kenal dengan sebutan CS. Semua posisi tersebut dipanggil dengan sebutan ustadz karena pada hakikatnya semua berperan penting dalam proses pendidikan di lingkungan ini dan sudah seharusnya memberikan suri tauladan yang baik untuk murid-murid, salah satunya dengan memiliki ruhiyah yang baik.

Berbicara ruhiyah tidak tersepas dari aktivitas ibadah dan kondisi hati seseorang. Kedua hal tersebut sangat dinamis kadang stabil, kadang meningkat, bahkan menurun kualitasnya. Hal ini sangat normal dalam kehidupan. Manusia hidup pada hakikatnya butuh asupan jasmani maupun rohani. Asupan jasmani diperlukan untuk kita bisa bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang dari segi fisik, sedangkan asupan rohani diperlukan untuk kita bertahan dan berkembang dari segi mental atau nonfisik yang nantinya akan mempengaruhi bagaimana kita berpikir dan bagaimana kita bersikap. Hal tersebut juga tidak lepas dari peran hati yang menjadi barometer dalam berucap dan bertindak, baik di lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat pada umumnya dalam rangka menjalankan tugas utama kita selaku manusia yaitu beribadah kepada Allah Swt.

Program spiritual teacher hadir sebagai salah satu penunjang asupan nutrisi bagi hati para pegawai yang setiap hari selalu digunakan. Jika hati diibaratkan barang atau alat yang setiap waktunya dipakai tentu ada masanya dibersihkan atau dirawat supaya tetap bersih dan bisa digunakan dengan sebaik-baiknya sesuai fungsinya.

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Asy-Syu’ara ayat 88-89, “Pada hari tiada berguna harta dan anak-anak kecuali bagi orang-orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”

Ayat ini mengajarkan kita mengenai pentingnya memiliki hati yang bersih. Harta dan keturunan tidak akan bernilai di sisi-Nya, kecuali memiliki hati yang ikhlas dalam beribadah.

Selain itu, ada hadis yang menyampaikan pentingnya menjaga hati. “Sesungguhnya dalam tubuh itu terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dari hadis tersebut kita belajar bahwa hati merupakan pusat dari segala niat, perasaan, dan motivasi. Hati akan mempengaruhi keseluruhan kondisi tubuh dan perbuatan kita. Jika hati baik, maka baik pula seluruh tubuh dan perbuatan kita, begitu pun sebaliknya.

Program Spiritual Teacher diisi dengan kemasan yang membuat hati bersih dan tenteram. Hal ini dikarenakan isi dari kegiatan tersebut berisi aktivitas-aktivitas positif yang dilaksanakan pada salah satu waktu ijabah yaitu pada sepertiga malam. Aktivitas di dalamnya yaitu membaca Al-Quran, berdzikir, qiyamul lail, muhasabah, solat subuh berjamah, membaca almasurat, taujih/ tausiyah, dan diakhiri dengan sarapan bersama. Program ini sudah dimulai dari bulan kemarin, tepatnya tanggal 19 Mei 2023 yang menjadi pembicaranya yaitu ketua yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah, Ustadz Lalu Agus, Lc.

Hari ini (Kamis, 23 Juni 2023), program ini dilaksanakan kembali bertempat di Aula Khadijah, komplek Asyifa Boarding School Wanareja dengan rangkaian acara sebagai berikut.

  1. Qiyamul lail dan tilawah mandiri

Sesuai undangan acara, kegiatan spiritual teacher dimulai pukul 03.00 WIB dini hari. Alhamdulillah banyak juga pegawai yang hadir sebelum itu bahkan ada juga yang menginap di tempat kegiatan sambil mabit terlebih dahulu. Banyak obrolan-obrolan sebelum tidur sambil menikmati sajian yang sudah disiapkan oleh panitia. Makanan yang disajikan diantaranya ada martabak manis, martabak asin, dan nasi goreng, sedangkan minumannya ada kopi, minuman sereal, dan minuman cokelat.

Pada bagian ini, pegawai dipersilahkan untuk qiyamul lail mandiri dan tilawah mandiri sambil menunggu pegawai lain berdatangan. Durasinya sampai pukul 03.25 WIB.

  1. Qiyamul lail berjamaah

Setelah selesai qiyamul lail dan tilawah mandiri, dilanjut kegiatan qiyamul lail berjamaah, yaitu solat tahajud. Solat ini dipimpin oleh ustadz Rully. Beliau adalah guru tahfidz SMA. Jumlah rakaatnya yaitu sebanyak 4 rakaat dengan 2 kali salam kemudian witir 3 rakaat.

  1. Muhasabah

Muhasabah dipimpin oleh ustadz Sholeh Aziz. Beliau adalah guru akademik yang mengajarkan mata pelajaran sirah.

Dalam memulai muhasabah, beliau mengajak para pegawai untuk beristigfar terlebih dahulu kemudian dilanjut dengan mengajak setiap yang hadir untuk menghisab dirinya sendiri sebelum nanti mengalami hari penghisaban sesungguhnya. Beliau mengingatkan tentang hidup, khususnya sudah sejauh mana persiapan kita untuk bekal akhirat, tentang dosa-dosa yang sudah diperbuat, tentang amalan-amalan apa yang belum optimal dan perlu untuk dioptimalkan. Intinya untuk interopeksi diri sejauh manakah persiapan diri, kualitas ruhiyah, dan mengajak untuk terus memperbaiki diri dengan beribadah kepada Allah Swt.

  1. Solat subuh berjamaah

Solat subuh berjamaah dipimpin oleh ustadz Nurfaizin. Beliau adalah guru tahfiz yang sekarang diberi amanah sebagai WKS Pembinaan.

  1. Al-Masurat

Kegiatan membaca almasurat langsung dipimpin oleh ustadz Nurfaizin seusai solat subuh berjamaah.

  1. Taujih

Tidak kalah penting dari rangkaian kegiatan sebelumnya, bagian ini berisi informasi yang mengandung nasihat, inspirasi, dan motivasi. Pentingnya bagian ini perlu persiapan hati yang lapang dan keseriusan ingin menyimak. Dengan kedua hal tersebut kita akan lebih mudah menerima dan mencerna segala informasi yang disampaikan. Harapannya mampu menjadi bumbu-bumbu pengingat, penyemangat bahkan penyelamat bagi perkembangan potensi diri untuk pribadi, keluarga, dan dunia kerja dengan senantiasa ada dalam koridor takwa kepada Allah Swt.

Taujih yang disampaikan oleh ustadz Nurul Fatoni sangat informatif, menarik, menginspirasi, dan memotivasi untuk terus berupaya melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya dalam membantu menggapai visi dan misi yayasan. Dengan gayanya yang khas, santai, dan santun, informasi yang disampaikan beliau mudah untuk dipahami. Selain itu, beliau juga menggunakan media power point yang didalamnya ada video dan kutipan-kutipan kata-kata yang memotivasi membuatnya lebih menarik. Wajar saja, dengan pengalaman puluhan tahun di yayasan, beliau begitu lihai dalam memberikan informasi dan nasihat-nasihat penting. Sekarang beliau diamanahi sebagai dewan pengasuh yayasan.

Pada awal berbicara, beliau menanyakan terlebih dahulu kepada para pegawai tentang lama bekerja di As-Syifa. “Ada yang sudah bekerja lebih dari 15 tahun?”, ucap Beliau. “Ada yang sudah bekerja kurang dari 3 tahun?”, lanjutnya dan seterusnya sampai menanyakan yang baru bergabung kurang dari setahun.

Selanjutnya, beliau mengingatkan kembali tentang visi dan misi yayasan. Sebagai pegawai yang baik tentunya harus mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin dicapai lembaga tempat bekerja. Beliau menegaskan kalau lupa lagi coba cek saja di websitenya alshifacharity.com sambil menayangkan power point yang isinya ada visi yayasan yaitu “Lembaga Terdepan Tingkat Nasional dalam Membangun, Membina, dan Melayani Masyarakat melalui Pendidikan, Dakwah dan Sosial pada Tahun 2026”.

Lanjut pembahasan selanjutnya, beliau memutar video singkat yang inspiratif dan bernilai motivasi serta daya juang yang tinggi dengan kunci melibatkan Allah dalam segala bisnisnya dan peduli terhadap umat. Untuk lebih rincinya bisa dilihat di link berikut, biografi singkat tentang Ir. Sholah Athiyah https://www.youtube.com/watch?v=nBgvH3oGze0.

Langsung saja pada intinya, beliau menyampaikan bahwa dalam berorganisasi salah satunya berada dalam sebuah lembaga pasti ada pemimpin dan ada yang dipimpin. Beliau mengingatkan kembali terkait “Tsiqah” dari mulai pengertian, sikap seperti apa yang harus dilakukan oleh pemimpin maupun oleh orang yang dipimpin, dan beberapa catatan tentang Tsiqah.
Pada akhir pembicaraan beliau menyimpulkan bahwa taat dan tsiqoh adalah dua sisi keping mata uang yang sama, demi menuju visi maka harus berputar bersama.

Dari pembahasan yang sudah beliau sampaikan ada poin penting dalam konsep sebuah organisasi. Ketika kita sudah memasuki sebuah organisasi, katakanlah lembaga yang di dalamnya ada peran pemimpin dan peran yang dipimpin, kita harus tahu posisi kita dan fokus menjalankan peran tersebut. Konsep tsiqoh bukan untuk diperdebatkan, melainkan harus dilaksanakan dengan asas kepercayaan dan lillahi ta’ala. Apapun hasil yang diperoleh dari keputusan yang sudah dibuat, kita harus bisa saling menerima dan berlapang dada. Setiap individu memiliki idealisme tersendiri, tapi perlu diingat bahwa idealisme tidak selamanya ada di posisi teratas karena konsep hidup yang kita jalani tidak selalu berpihak pada sudut pandang diri kita sendiri, masih ada sudut pandang lain yang bisa jadi berbeda, tetapi itu hasil mufakat yang perlu kita ikuti karena kita masih menjadi bagian dari lingkungan itu.

  1. Sarapan

Rangkaian terakhir kegiatan Spiritual Teacher yaitu sarapan bersama. Ada dua tempat yang disediakan oleh panitia untuk pengambilan konsumsi untuk sarapan, satu untuk pegawai ikhwan dan satu lagi untuk pegawai akhwat. Pegawai ikhwan yang hadir sebanyak 52 orang, sedangkan pegawai akhwat sebanyak 40 orang berdasarkan data absensi yang disediakan panitia.

Program Spiritual Teacher dijadwalkan sekali dalam setiap bulan. Walau hanya sekali, harapannya ini menjadi program yang positif yang dapat menunjang tercapaianya visi misi sekolah maupun yayasan yang di dalamnya tersimpan keberkahan yang melimpah.

Berikut dokumentasi kegiatan:

 

Scroll to Top