Resensi Jurnal: Potensi Minat Generasi Z terhadap Pemahaman Keagamaan yang Moderat

Resensi Jurnal: Potensi Minat Generasi Z terhadap Pemahaman Keagamaan yang Moderat

Dalam era kemajuan teknologi dan informasi, peran pendidikan agama bagi Generasi Z (Gen Z) semakin krusial. Sebuah penelitian terbaru, berjudul “Generation Z’s Perception of Religious Moderation and Tendency” membahas potensi minat Gen Z terhadap pemahaman keagamaan yang moderat. Artikel tersebut menyoroti tantangan dalam memilih tema studi keagamaan.

Resensi Jurnal: Potensi Minat Generasi Z terhadap Pemahaman Keagamaan yang Moderat

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi minat Gen Z dalam memilih tema studi keagamaan, terutama saat mereka memiliki karakter terbuka tetapi tidak ingin terikat oleh sistem keagamaan yang ketat. Dengan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi, penelitian ini mengeksplorasi pengalaman siswa dalam perilaku dan persepsi mereka terkait pemilihan studi keagamaan.

Temuan Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman siswa cenderung menuju tema-tema yang mudah dinikmati seperti fiqh dan akhlak. Keberagaman ini menunjukkan keterbukaan dan potensi untuk lebih moderat dalam pandangan dan sikap keagamaan. Meskipun Gen Z cenderung skeptis terhadap aspek dogmatis dalam agama, mereka masih membutuhkan dan tertarik pada studi keagamaan, terutama jika disampaikan dengan cara yang relevan dan menarik bagi mereka.

Implikasi Penelitian

Penelitian ini menyoroti pentingnya membantu remaja dalam memilih tempat-tempat untuk belajar agama yang tidak mengarah pada radikalisme yang merusak pemahaman yang benar. Sekolah-sekolah harus lebih responsif dan meningkatkan sensitivitas mereka terhadap potensi siswa. Selain itu, penelitian ini menekankan perlunya mengembangkan pendekatan yang sesuai untuk menyampaikan materi keagamaan kepada Gen Z, yang cenderung lebih terbuka terhadap pembelajaran yang berhubungan dengan teknologi dan informasi.

Kesimpulan

Karakteristik Gen Z yang cenderung tidak ingin terikat oleh aturan institusi keagamaan tidak berarti bahwa mereka tidak membutuhkan atau tidak tertarik pada studi agama. Dengan pendekatan yang tepat, keberagaman minat mereka dalam memilih tema studi keagamaan dapat menjadi potensi positif untuk mengelola persepsi, perspektif, dan sikap mereka terhadap agama. Oleh karena itu, perencanaan, implementasi, dan evaluasi kurikulum harus menjadi perhatian utama dalam pendidikan agama untuk Generasi Z.