Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bapak/Ibu guru, setelah kita bahas bagaimana mengelola motivasi kerja di bawah tekanan, sekarang mari kita sentuh fondasi terpenting: ibadah.
Di lingkungan SMAIT Assyifa, Bapak/Ibu bukan hanya mengajar materi, tapi juga mengemban amanah moral dan spiritual. Namun, ironisnya, padatnya peran—guru, wali kelas, staff, pembina—seringkali membuat ibadah kita terasa terengah-engah. Shalat terburu-buru, zikir hanya sekelebat, dan Al-Qur’an terjamah seadanya.
Kesibukan itu bagaikan air laut. Semakin diminum, semakin haus. Semakin kita larut dalam urusan dunia (walaupun itu urusan mulia mendidik), semakin hati ini terasa kering dan gelisah. Padahal, justru ibadah itulah oasis dan energi utama kita.
Lalu, bagaimana caranya agar ibadah tetap istiqomah dan berkualitas di tengah jadwal boarding school yang luar biasa padat? Ini dia beberapa langkah praktis yang bisa kita terapkan:
Prinsip dasarnya: Shalat bukan jeda dari kesibukan, tapi kesibukan adalah jeda dari shalat.
Di sekolah, kita sangat disiplin dengan jadwal mengajar dan jadwal piket. Mari terapkan kedisiplinan yang sama untuk waktu shalat wajib.
Sebagai guru, kita sering dikejar target kuantitas (berapa jam mengajar, berapa siswa yang lulus OSN). Jangan bawa mental ini ke dalam ibadah sunnah.
Daripada memaksakan shalat Qiyamul Lail panjang yang akhirnya membuat kita futur (kendor), lebih baik:
Amalan kecil yang rutin akan membentuk kebiasaan, dan kebiasaan itulah yang menjaga hati kita tetap terhubung dengan Allah SWT.
Ini adalah jurus pamungkas bagi kita yang bekerja di lingkungan pendidikan Islam. Segala peran ganda Bapak/Ibu bisa bernilai ibadah yang pahalanya terus mengalir, asalkan niatnya lurus.
Dengan mengubah niat, beban kerja yang tadinya terasa berat bisa menjadi amalan yang ringan dan berpahala tinggi, mengubah seluruh 24 jam kita menjadi ladang kebaikan.
Kesibukan di boarding school sering melibatkan banyak perpindahan: dari kelas ke asrama, dari ruang guru ke lapangan. Manfaatkan waktu “mati” ini!
Ini adalah cara paling efektif untuk “mencuri” waktu ibadah di tengah kesibukan tanpa mengurangi waktu tidur atau tugas kantor.
Sesibuk apapun, luangkan 5 menit sebelum tidur untuk check-list spiritual harian.
Ibadah adalah sumber energi kita. Ia bukan tambahan yang memberatkan, melainkan justru “pompa bensin” yang membuat kita kuat menghadapi segala tantangan di boarding school. Jadikan ibadah sebagai kebutuhan, maka Allah SWT akan melapangkan kesibukan kita.
Semoga kita semua dikaruniai keistiqomahan.
Passionate Informatics Teacher at SMAIT Assyifa Boarding School Wanareja Subang | Empowering Students for Future Success in Technology