Di kalangan publik, para santri ini memiliki image dan keunikan tersendiri, khususnya jika dikaitkan dengan tempat di mana mereka nyantri. Pasalnya, ada banyak macam pondok pesantren dengan berbagai sistem pendidikan. Ada yang masih tradisional, tapi nggak sedikit juga yang udah menggabungkannya dengan gaya modern. Menjadi seorang santri pun bukan urusan yang gampang, ada banyak lika-liku yang mungkin tidak banyak orang tahu
Hidup di pesantren nggak selalu diisi dengan ngaji dan belajar agama. Nyatanya tetap masih ada waktu luang untuk bersosial dengan orang luar.
Banyak yang menyangka bahwa kehidupan seorang santri itu cuma dihabiskan di dalam pondok pesantren untuk mempelajari ilmu agama saja. Kalau dibilang lebih banyak di pondok sih memang benar, tapi yang salah adalah anggapan bahwa anak santri itu nggak bisa bersosialisasi dengan orang luar. Coba saja tanya sendiri sama orang-orang yang pernah nyantri, biasanya mereka diberi waktu saat libur untuk melepas penat dengan beraktivitas di luar pondok.
Sering kali peraturan di pondok ketat sekali, salah satunya adalah dilarang membawa HP untuk digunakan secara bebas.
Namanya saja pondok pesantren, pasti punya peraturan yang berbeda dan sedikit unik dibandingkan sama tempat menuntut ilmu lainnya. Biasanya, salah satu peraturan yang paling ketat di setiap pondok pesantren adalah larangan membawa HP ke dalam pondok, apalagi digunakan setiap hari dan setiap waktu. Nah, kalau mau mencoba melepas ketagihan sama gawai, bisa nih masuk ke pondok pesantren. Pilih aja yang pondok tradisional, karena terkadang jauh lebih ketat. Ketahuan membawa HP bisa langsung di banting atau di hancurin pake palu.
Di dalam pondok, Santri harus maklum dengan berbagai macam tipikal teman. Mulai dari yang rajin, pemalas, suka bercanda dan suka melanggar.
Selain peraturannya yang unik, tipikal teman di dalam pondok pesantren itu juga nggak kalah unik. Makanya, biasanya anak-anak pondok itu bisa lebih memaklumi jenis-jenis orang di luar sana, karena mereka setiap hari bertemu dengan kepribadian yang bermacam-macam. Mulai dari teman jorok yang kalau tidur seprainya nggak pernah diganti, sisa makanan dibuang sembarangan, handuk basah ditaruh di atas kasur, sampai jenis teman-teman yang nakal dan sering melanggar. Terkadang bisa jadi pemicu kegaduhan dan menjadi incaran tim keamanan.
Begitulah sepenggal lika-liku rasanya jadi anak santri. Masih banyak sekali lika liku menjadi seorang santri Mulai sekarang, jangan beranggapan kalau anak santri itu pasti orangnya kaku dan susah banget buat diajakin bergaul. Banyak kok anak santri yang super dan keren-keren.
Penulis adalah alumni Ponpes Al Khoirot Malang, Ponpes Dar Al Tauhid Cirebon, Pesantrten Modern Al Amanah Sidoarjo dan sarjana S1 di IAI Al Qolam Malang. Fakultas Dakwah, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) tahun 2022. sekarang mengemban amanah menjadi Musyrif di SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja subang.