Pernahkah kamu memerankan sebagai CEO (Chief Executive Officer), Presiden Direktur, Direktur, atau Manajer dari sebuah perusahaan? Mampukah kelak jika kamu mendapat amanah tersebut dapat memerankan dengan baik peranmu? Bagaimana jika kamu memiliki personality baik dan ramah namun pekerjaan menuntutmu menjadi Manajer Personalia yang galak dan tegas? Tentu akan terjadi dilema bukan?
Untuk itu, kami mencoba menggunakan metode pembelajaran Role-Playing ketika memasuki bab Manajemen. Bab ini memang penuh dengan teori-teori yang sifatnya deskriptif. Namun tidak menyurutkan kami untuk mencoba menggunakan metode role-playing.
Dalam bab manajemen, metode role-playing dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang efektif. Metode ini melibatkan siswa dalam mensimulasikan peran sebagai manajer atau anggota tim dalam situasi-situasi manajemen yang realistis. Dengan berperan sebagai karakter-karakter dalam skenario yang direka, siswa dapat mengembangkan keterampilan manajemen penting, seperti pengambilan keputusan, negosiasi, komunikasi, kepemimpinan, dan kerjasama tim.
Dalam konteks role-playing dalam bab manajemen, siswa dapat diberikan peran sebagai manajer yang harus menghadapi situasi yang beragam, seperti mengelola konflik tim, mengambil keputusan strategis, memecahkan masalah operasional, atau melakukan presentasi kepada pemangku kepentingan. Siswa akan berinteraksi dengan sesama siswa yang memainkan peran anggota tim atau pihak terkait lainnya. Melalui simulasi ini, siswa dapat menerapkan teori dan konsep manajemen yang dipelajari ke dalam konteks praktis, mengasah keterampilan mereka, dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan keputusan yang dihadapi oleh manajer dalam kehidupan nyata.
Metode role-playing dalam bab manajemen memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari pengalaman langsung dan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran yang aktif. Mereka dapat merasakan tekanan dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh manajer sehari-hari, serta mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang implikasi dari keputusan manajerial terhadap organisasi dan individu. Melalui refleksi dan diskusi setelah sesi role-playing, siswa dapat memperoleh wawasan yang lebih kaya dan mendalam tentang prinsip-prinsip manajemen dan bagaimana menerapkannya dalam praktik sehari-hari.
Langkah pertama yang kami lakukan pada pembelajaran kali ini adalah, kami bagi para murid menjadi beberapa kelompok. Kemudian kami lakukan undian untuk memilih tema, peran dan karakter yang akan mainkan oleh murid. Ada murid yang histeris dan panik karena mendapatkan peran direktur dengan karakter konyol. Padahal dalam kehidupan sebenarnya murid tersebut pendiam. Ada pula murid yang senang dengan peran dan karakter yang didapatkan karena sesuai dengan karakter asli mereka dalam real life.
Langkah berikutnya murid menyusun teks skenario yang diperlukan sesuai dengan peran dan karakter yang didapatkannya. Terjadi proses diskusi dan kesepakatan diantara pemain untuk menentukan dialog yang dilakukan dan ending dari cerita yang karang.
Lanjut dipertemuan berikutnya adalah penampilan. Murid-murid sudah membawa property untuk melakukan penampilan. Murid melakukan peran sesuai dengan karakter yang mereka dapatan. Disini kemampuan public speaking murid diuji, mampukah mereka tetap membawakan karakter yang diperankan dengan baik dan benar atau tidak.
Metode role-playing memiliki beberapa manfaat yang signifikan dalam pembelajaran. Pertama, metode ini memungkinkan siswa untuk mengalami pengalaman langsung dalam situasi yang mirip dengan kehidupan nyata. Dengan berperan sebagai karakter-karakter dalam skenario tertentu, siswa dapat menghadapi tantangan dan membuat keputusan yang harus dihadapi oleh para profesional di bidang manajemen. Hal ini membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konteks praktis dari teori dan konsep yang dipelajari dalam bab manajemen. Melalui pengalaman langsung, siswa dapat melihat dampak dari keputusan mereka, memperbaiki keterampilan manajemen, dan merasakan konsekuensi dari pilihan yang mereka buat.
Selain itu, metode role-playing juga meningkatkan keterlibatan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Dalam peran aktif mereka, siswa diharapkan untuk berpikir secara kritis, bekerja sama dalam tim, dan mengasah keterampilan komunikasi. Mereka dapat menghadapi tantangan, berdiskusi, dan berdebat dalam lingkungan yang aman dan terstruktur. Ini membantu siswa mengembangkan kepercayaan diri, keterampilan interpersonal, serta kemampuan untuk memahami dan menghargai sudut pandang orang lain. Metode role-playing juga mempromosikan kolaborasi antara siswa, meningkatkan interaksi sosial, dan membangun keterampilan kerja tim yang penting dalam dunia bisnis dan manajemen. Demikian lah pembelajaran berakhir dan drama pun selesai.
for more information pelase click: https://catatan-ekoakun.blogspot.com/
Tersenyumlah.