Tentu kita sering mendengar tentang istilah positive thinking. Namun tidak jarang juga istilah positive feeling berseliweran di media sosial kita. Apa sih bedanya positive thinking dengan positive feeling ? Secara mudah bisa kita artikan istilah positive thinking dengan berpikiran positif yang bertujuan untuk mengingkatkan kualitas hidup. Sedangkan positive feeling ialah emosional atau perasaan yang positif.
Apakah positive thinking saja cukup untuk membuat diri kita memiliki kualitas hidup yang baik ? Sebagai contoh, ketika kita memiliki tekanan kerja yang berat dengan berbagai amanahnya, suatu saat kita dipertemukan dengan masalah yang begitu kompleks. Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan hati kita berada dalam kondisi emosional yang buruk, banyak hal-hal negatif yang hadir dalam perasaan kita. Jika dalam kondisi tersebut kita berusaha untuk terus berpikir positif, apakah akan ada perubahan ? Tidak, karena pikiran kita tidak memiliki kekuatan yang besar untuk mengontrol diri kita sendiri. Kekuatan emosional lah yang bisa membuat perubahan dan mempengaruhi apa yang kita pikirkan, sehingga bisa dengan mudah kita memikirkan solusi-solusi dari setiap permasalahan yang ada.
Nah, bagaimana cara untuk menumbuhkan perasaan yang positif ? Dalam suatu hadits qudsi dari kitab riyadus sholihin
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675] (Sumber https://rumaysho.com/17041-aku-sesuai-persangkaan-hamba-ku-hingga-balasan-mengingat-allah.html).
Selalu mengingat Allah, berprasangka yang baik atas segala ketetapan-Nya serta mensyukuri nikmat-Nya adalah kunci perasaan positif. Selalu yakin bahwa setiap kesulitan yang kita temui, akan ada solusi yang Allah berikan untuk menghadapinya. Tentu tidak mudah untuk menguatkan hati kita agar selalu berprasangka baik/positif atas segala taqdir Allah, namun janganlah pernah menyerah dan berputus asa. Teruslah berusaha untuk memperbaiki diri kita, memperbaiki perasaan kita, agar Allah mudah memberikan jalan-jalan kebaikan untuk kita. Berkumpul dengan orang-orang yang lebih dulu memiliki perasaan yang positif, akan menambah semangat kita untuk melakukan perubahan dan dengan begitu, kita bisa meningkatkan kualitas hidup kita, tentunya dengan izin Allah. Wallahu ‘alam bisshowab.
It just me, myself, and I …