School Info
Thursday, 23 Oct 2025
  • Selamat Datang di Website SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja
  • Selamat Datang di Website SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja
23 October 2025

Tadabbur Ayat Kauni “Deja Vu”, Ruh dan Rahasia Takdir Manusia

Thu, 23 October 2025 Read 128x Artikel Guru


Oleh : Andrey Maulana, S.IP.

Pernahkah kamu merasa seolah sebuah kejadian sudah pernah kamu alami sebelumnya?

Langkah kaki berhenti, pandangan terdiam, lalu hati berbisik pelan:
“Aku pernah berada di sini, mengenal suasana ini, pernah merasakan hal ini, pernah berjumpa dengan dirinya…serta berbagai tanya lirih di hati lainnya”. Fenomena itu dikenal sebagai deja vu  sensasi aneh namun akrab, seolah waktu berulang dan kehidupan menyisakan gema yang pernah kita dengar.

Namun, bagaimana jika déjà vu bukan sekadar permainan memori otak, melainkan isyarat lembut dari Allah, Rabb Sang alam semesta agar kita merenung,  bertadabbur,  tentang takdir dan perjalanan ruh?Dalam pandangan iman Islam, segala sesuatu terjadi bukan karena kebetulan. Allah ﷻ menegaskan dalam Al-Qur’an:

وَكُلُّ شَيْءٍ عِندَهُ بِمِقْدَارٍ

Wa kullu shay’in ‘indahu biqadar
“Dan segala sesuatu di sisi-Nya telah ditetapkan dengan ukuran.” (QS. Al-Qamar : 49)

Hal ini menguatkan konsep takdir (qadar) dalam Islam, bahwa segala peristiwa sudah tertulis dan terencana oleh Allah sejak azali. Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat ini dijelaskan sebagai bukti bahwa tidak ada yang terjadi tanpa ketentuan dan ukuran dari Sang Pencipta.

Ketika mengalami déjà vu, bisa jadi ruh dan jasad kita sedang diperlihatkan Kuasa Allah Swt., guna mendekatkan lagi seorang Hamba kepada Sang Maha Pencipta, guna menambah keimanan bagi hambanya yang bertakwa baik itu berbentuk mimpi ketika tertidur, ataupun ketika menjalani aktivitas hidup dalam kesehariannya.

Berbagai peristiwa atau tahapan yang dialami oleh ruh di alam ruh menurut pandangan Islam:

  1. Pengambilan Saksi dan Perjanjian dengan Allah
    Di alam ruh, semua jiwa manusia diambil kesaksiannya dan membuat perjanjian dengan Allah SWT bahwa Dia adalah Tuhan mereka. Hal ini dikisahkan agar tidak ada manusia yang bisa mengingkari perjanjian tersebut di dunia nanti, meskipun banyak yang lupa akan janji ini.

  2. Kehidupan Ruh Sebelum Ditiupkan ke Jasad
    Ruh berada di alam ruh dalam bentuk murni tanpa jasad. Dalam alam ini, ruh memiliki kesadaran dan sudah mengenal Allah. Alam ruh merupakan tempat awal bagi semua makhluk sebelum Allah mengirim ruh ke jasad di dunia.

Dalam hadis shahih ketika malaikat diutus untuk meniupkan ruh ke dalam jasad manusia, diperintahkan juga untuk menuliskan empat perkara kepadanya ; rezeki, ajal, amal, dan kebahagiaan atau kesengsaraan.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
“إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٍّ أَوْ سَعِيدٍ. وَوَاللَّهِ لَيُعْمَلَنَّ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُهُ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُ النَّارَ، وَلِيُعْمَلَنَّ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُهُ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُ الجَنَّةَ.”
(رواه البخاري ومسلم)

“Sungguh salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi alaqah selama itu pula, kemudian menjadi mudghah selama itu pula. Kemudian diutus malaikat kepadanya, lalu ditiupkan ruh dan diperintahkan untuk menuliskan empat perkara: rezeki, ajal, amal, dan kebahagiaan atau kesengsaraan. Demi Allah, sesungguhnya ada yang beramal seperti ahli surga hingga jarak antara dia dan surga tinggal sehasta, namun ketetapan takdir lebih dulu, lalu ia beramal seperti ahli neraka dan masuk neraka. Demikian pula sebaliknya.”
(HR. Bukhari no. 3321, Muslim no. 2643)

Hadist-hadits peristiwa perjalanan ruh manusia diatas, menjadi dasar kuat bahwa:
1. Ruh bersaksi dan membuat perjanjian dengan Allah SWT bahwa Dia adalah Tuhan mereka,
2. Ruh memiliki kesadaran dan sudah mengenal Allah
3. Takdir telah ditetapkan bersamaan ditiupkannya Ruh ke dalam jasad manusia, sebagaimana telah ditetapkan oleh Allah Swt. dalam Lauhul Mahfuzh.

Jadi, déjà vu bisa menjadi petunjuk halus bahwa peristiwa yang kita alami adalah bagian dari ilmu Allah Swt. meliputi segala sesuatu yang telah dan akan terjadi, guna menambah keimanan bagi hambanya yang bertakwa.
sebagaimana firman-Nya:

وَمَآ اَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتٰبِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهٖۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا أَنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Artinya: “Dan apa yang telah Dia turunkan kepadamu dari Kitab dan Hikmah, dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. Al-Baqarah: 231)

Saat Deja Vu Menjadi Pengingat

Alih-alih merasa heran atau takut, jadikan momen déjà vu sebagai pengingat iman dan kesempatan bertadabbur. Tadabbur berarti merenung dengan mendalam, memahami dan menghayati ayat-ayat Allah dalam kehidupan nyata.

Allah berfirman:

أَفَلَا تَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ

“Apakah kalian tidak merenungkan Al-Qur’an?” (QS. Muhammad : 24)

Dengan mengambil hikmah dari déjà vu, kita menyadari bahwa hidup ini bukan hasil kebetulan, melainkan telah terarah dalam konteks pandangan keimanan. Waktu bukan garis lurus yang sederhana, melainkan seperti lembaran hidup yang sedang kita lalui perlahan dengan bimbingan dari Allah Swt., guna menjadikan manusia menjadi insan yang penuh dengan keberkahan ilmu serta kebermanfaatan, baik bagi dirinya juga masyarakat secara luas.

Setiap pertemuan ruh orang yang beriman dan keputusan takdir telah dirangkai oleh Rabb Sang Maha Kuasa senantiasa menguatkan jiwa manusia dalam menghadapi beratnya lika-liku kehidupan yang dihadapi.

Refleksi Penutup

Sebagai penutup penulis ingin menyampaikan, bahwa takdir dari setiap langkah yang kita pijak hari ini sesungguhnya adalah sebuah ketetapan dari Allah Swt. yang telah tertulis di Lauhul Mahfuzh.
Maka ketika rasa déjà vu menyapa, jangan hanya diam membisu serta rasa bingung penuh dengan tanda tanya.

Berhentilah sejenak, tarik napas dalam, dan bisikkan di hati: berzikir serta menyebut keagunganNYA seraya berkata lirih dalam hati: “Ya Allah, Engkau telah memberiku nafas untuk merasakan nikmatmu hingga saat ini. Maka hamba mohonkan senantiasa ketetapan yang terbaik serta bimbinglah hamba agar berjalan menuju ridha-Mu.”

Maka esensi tadabbur déjà vu bukan untuk menguak misteri duniawi yang absurd, melainkan menemukan makna kehidupan yang lebih dalam, dengan upaya, ikhtiar terbaik selaku hamba yang beriman, hamba yang mengenal Allah Swt.

Wallahualam Bi Shawab

 

Agenda

25
Jun 2025
time : 15:11
Agenda is expired

Info Sekolah

SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja

NPSN 20404xxx
Blok Lw. Peuris RT/RW 07/02, Wanareja, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat 41211
PHONE6281222111454
EMAILsmait-wanareja@assyifa-boardingschool.sch.id