School Info
Monday, 13 Oct 2025
  • Selamat Datang di Website SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja
  • Selamat Datang di Website SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja
7 October 2025

Mengubah Jalan Gelap: Upaya Menghentikan Budaya Negatif Geng Motor

Tue, 7 October 2025 Read 264x Artikel Guru

TIM JURNALISTIK SMAIT AS-SYIFA WANAREJA BOARDING SCHOOL SUBANG

Mengubah Jalan Gelap: Upaya Menghentikan Budaya Negatif Geng MotorPicture Generated : AI Gemini

Terbersit sebuah gagasan untuk menyampaikan tema ini, sewaktu penulis tengah memberikan penjelasan dalam kegiatan “pembinaan jurnalistik”. Sebuah tema yang sedang marak serta menjadi sorotan di tengah hiruk pikuk kehidupan masyarakat. Fenomena geng motor menjadi potret buram yang menodai wajah generasi muda. Awalnya hanya dari sekumpulan/komunitas pencinta otomotif, sebagian kemudian terjebak dalam arus perilaku menyimpang seperti: balapan liar, tawuran, hingga tindakan kriminal yang merenggut nyawa tanpa alasan.

Namun di balik bisingnya knalpot dan bertita yang menjadi sorotan tajam publik, sesungguhnya mereka bukanlah musuh. Mereka adalah anak-anak muda yang kehilangan arah, makna, dan ruang pembinaan. Inilah tantangan Bersama bagaimana Institusi Pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat bisa menjadi cahaya yang mengubah jalan gelap itu.

🔹 Akar Permasalahan: Saat Jalan yang Ditempuh Kehilangan Arah

Budaya negatif geng motor tidak muncul begitu saja. Ia tumbuh dari kombinasi faktor sosial, psikologis, dan spiritual.

  1. Kekosongan makna dan identitas diri.
    Banyak remaja mencari pengakuan, namun tidak menemukan wadah positif yang menghargai keberanian dan semangat mereka.
  2. Lingkungan sosial yang keras.
    Tekanan keluarga, kurangnya kasih sayang, serta pengaruh teman sebaya yang salah arah mendorong mereka mencari “keluarga baru” di jalanan.
  3. Minimnya pendidikan karakter dan spiritualitas.
    Jiwa muda yang tak dibekali nilai, mudah terseret pada euforia adrenalin dan pencarian jati diri instan.

“Salah satu faktor penyebab krisis etika ini adalah kurangnya perhatian dari orangtua dan sistem pendidikan yang tidak memadai. Banyak remaja mencari identitas diri melalui kelompok- kelompok seperti geng motor. Mereka mengasosiasikan diri dengan geng ini sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan dan rasa memiliki, meskipun sering kali hal ini mengarah pada tindakan kriminal. Identitas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku anak muda dalam geng motor. Dengan mengendarai motor dan melakukan aksi kekerasan, mereka merasa memiliki kekuatan dan pengaruh.” (https://temponews.web.id/dari-konvoi-brutal-hingga-krisis-moral-menguak-akar-problematika-geng-motor-remaja/)

“Remaja yang tergabung dalam gangster umumnya adalah para remaja yang sedang dalam proses perkembangan, yaitu mengalami krisis identitas. Menurut Erikson, krisis identitas terjadi karena remaja mengalami konflik kepribadian antara yang dipersepsi dan yang dihadapi dari lingkungannya. Ketika seseorang mempertanyakan jati diri mereka dan apa fungsi mereka ada di dunia ini. Remaja dalam hal ini yang sedang dalam masa analisis dan eksplorasi terkait perkembangan harga diri. (https://www.jawapos.com/tag/krisis-identitas)

Identitas ini menjadi penting karena masa remaja menjadi tahap dari krisis identitas yang menempatkan mereka berada dalam kebingungan menentukan perspektif dan orientasi diri. Sekelompok remaja yang bergabung dalam geng motor tersebut tengah mencari identitas diri. Dalam proses itu, mereka cenderung mengikuti kelompok yang dianggap sebagai kelompok yang ideal. Geng motor itulah yang menjadi kelompok ideal mereka.” ( https://psikologi.unair.ac.id/gangster-motor-dan-krisis-identitas/)

“Pendidikan agama memiliki hubungan erat dengan perkembangan remaja. Sayangnya, di Indonesia, banyak remaja yang kurang menghargai dan mengabaikan pentingnya pendidikan ini. Hal ini dapat mengakibatkan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama, seperti perzinaan, pergaulan bebas, tawuran, dan lain sebagainya. Kurangnya pemahaman agama dapat menyebabkan ketidakpedulian dalam menjalani aturan-aturan agama.

…..Pendidikan ini membantu individu untuk menjadi lebih taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, terutama dalam masa remaja ketika emosi seringkali tidak stabil. Remaja adalah generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan pendidikan dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah, karena perkembangan suatu negara sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Mental dan moral generasi muda memiliki peran penting dalam kemajuan suatu negara. (https://almaata.ac.id/pentingnya-pendidikan-agama-bagi-remaja)

🔹 Solusi dan Upaya Nyata: Dari Hukuman Menuju Pembinaan

1. Pendekatan Kemanusiaan, Bukan Hanya Sekadar Hukuman

Menertibkan geng motor tak cukup dengan razia dan beragam sanksi. Yang mereka butuhkan adalah pendekatan manusiawi, edukatif, dan dakwah sosial yang baik dan terukur.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ 

Innamā bu‘itstu li utammima makārimal akhlāq
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad No. 8595)

Spirit ini menjadi dasar bahwa perubahan sejati tidak lahir dari ketakutan dan penekanan, tapi sebuah kesadaran buah dari perhatian, kasih sayang dan nilai keteladanan.

2. Membangun Komunitas Positif

Energi besar para anggota geng motor perlu diarahkan ke kegiatan yang bermakna. Beberapa alternatif yang bisa dikembangkan antara lain:

  • Motor Dakwah dan Touring Amal, agar konvoi menjadi sarana menebar kebaikan: Tadabbur alam, silaturahmi juga melakukan kegiatan sosial yang dibutuhkan serta bermanfaat.
  • Pelatihan mekanik dan modifikasi sesuai kaidah dan aturan, supaya keterampilan mereka berbuah rezeki.
  • Mentoring dan pembinaan iman, dipimpin oleh sebuah figur: muda, karismatik yang mereka hormati dan segani.

Dengan begitu, semangat kebersamaan tetap terjaga, tetapi dalam arah yang produktif dan bernilai kebermanfaatan.

3. Peran Keluarga dan Sekolah

Keluarga adalah benteng pertama pembentukan karakter. Orang tua perlu lebih banyak berdialog, hadir secara emosional, dan memberi contoh nyata dalam kesabaran serta kehangatan. Sekolah pun memiliki peran strategis: menjadi sebuah ruang penerimaan dan pembinaan, bukan sekadar tempat memberi sanksi. Program sekolah terkait Ekstrakurikuler, kegiatan rohani, dan komunitas sosial dapat menjadi “ruang positif” bagi mereka yang sebelumnya “tersesat” di jalanan.

4. Sinergi Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah daerah dapat menciptakan ruang ekspresi yang aman dan terarah, seperti kompetisi otomotif resmi, festival kreatif, atau kegiatan sosial komunitas motor. Sementara masyarakat perlu belajar untuk berempati, bukan hanya mengutuk. Perubahan sosial lahir dari kepedulian bersama, bukan dari rasa takut atau pengucilan.

🔹 Menemukan Seberkas Cahaya: Kembali kepada Nilai Religi

Islam tidak mematikan semangat muda, justru menuntun jiwa serta semangatnya agar bernilai ibadah.
Allah ﷻ berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

Walladzīna jāhadū fīnā lanahdiyannahum subulanā
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, pasti akan Kami tunjukkan jalan-jalan (kebenaran) Kami.”
(QS. Al-‘Ankabūt [29]: 69)

Mereka yang kini tersesat masih memiliki peluang besar untuk berubah. Keberanian, solidaritas, dan loyalitas yang dulu digunakan di jalanan bisa menjadi modal dakwah, pengabdian, dan kepemimpinan sosial bila dibimbing dengan nilai Religi dan keteladanan.

Penutup: Dari Jalanan Menuju Jalan Kebaikan

Budaya geng motor bukan sekadar masalah ketertiban, melainkan cermin kegelisahan generasi muda yang sedang mencari jati diri. Pemerintah juga Sekolah memiliki tanggung jawab moral untuk mengangkat isu ini tidak hanya sebagai sebuah berita, tetapi sebagai bahan renungan, seruan moral dan ajakan perubahan. Mari berkolaborasi membuka jalan baru dari kerasnya jalanan menuju lorong pembinaan, dari ego menuju empati, dari geng motor menuju agen perubahan. Karena di balik jaket kulit dan deru knalpot itu, mungkin tersembunyi calon pemimpin masa depan, yang hanya menunggu disentuh oleh pribadi mulia yang tulus memberikan penuh perhatian, kasih sayang, ilmu serta bimbingan.

Wallohualam Bi Showab

Agenda

25
Jun 2025
time : 15:11
Agenda is expired

Info Sekolah

SMAIT As-Syifa Boarding School Wanareja

NPSN 20404xxx
Blok Lw. Peuris RT/RW 07/02, Wanareja, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat 41211
PHONE6281222111454
EMAILsmait-wanareja@assyifa-boardingschool.sch.id