Terbersit sebuah gagasan untuk menyampaikan tema ini, sewaktu penulis tengah memberikan penjelasan dalam kegiatan “pembinaan jurnalistik”. Sebuah tema yang sedang marak serta menjadi sorotan di tengah hiruk pikuk kehidupan masyarakat. Fenomena geng motor menjadi potret buram yang menodai wajah generasi muda. Awalnya hanya dari sekumpulan/komunitas pencinta otomotif, sebagian kemudian terjebak dalam arus perilaku menyimpang seperti: balapan liar, tawuran, hingga tindakan kriminal yang merenggut nyawa tanpa alasan.
Namun di balik bisingnya knalpot dan bertita yang menjadi sorotan tajam publik, sesungguhnya mereka bukanlah musuh. Mereka adalah anak-anak muda yang kehilangan arah, makna, dan ruang pembinaan. Inilah tantangan Bersama bagaimana Institusi Pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat bisa menjadi cahaya yang mengubah jalan gelap itu.
Budaya negatif geng motor tidak muncul begitu saja. Ia tumbuh dari kombinasi faktor sosial, psikologis, dan spiritual.
“Salah satu faktor penyebab krisis etika ini adalah kurangnya perhatian dari orangtua dan sistem pendidikan yang tidak memadai. Banyak remaja mencari identitas diri melalui kelompok- kelompok seperti geng motor. Mereka mengasosiasikan diri dengan geng ini sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan dan rasa memiliki, meskipun sering kali hal ini mengarah pada tindakan kriminal. Identitas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku anak muda dalam geng motor. Dengan mengendarai motor dan melakukan aksi kekerasan, mereka merasa memiliki kekuatan dan pengaruh.” (https://temponews.web.id/dari-konvoi-brutal-hingga-krisis-moral-menguak-akar-problematika-geng-motor-remaja/)
“Remaja yang tergabung dalam gangster umumnya adalah para remaja yang sedang dalam proses perkembangan, yaitu mengalami krisis identitas. Menurut Erikson, krisis identitas terjadi karena remaja mengalami konflik kepribadian antara yang dipersepsi dan yang dihadapi dari lingkungannya. Ketika seseorang mempertanyakan jati diri mereka dan apa fungsi mereka ada di dunia ini. Remaja dalam hal ini yang sedang dalam masa analisis dan eksplorasi terkait perkembangan harga diri. (https://www.jawapos.com/tag/krisis-identitas)
Identitas ini menjadi penting karena masa remaja menjadi tahap dari krisis identitas yang menempatkan mereka berada dalam kebingungan menentukan perspektif dan orientasi diri. Sekelompok remaja yang bergabung dalam geng motor tersebut tengah mencari identitas diri. Dalam proses itu, mereka cenderung mengikuti kelompok yang dianggap sebagai kelompok yang ideal. Geng motor itulah yang menjadi kelompok ideal mereka.” ( https://psikologi.unair.ac.id/gangster-motor-dan-krisis-identitas/)
“Pendidikan agama memiliki hubungan erat dengan perkembangan remaja. Sayangnya, di Indonesia, banyak remaja yang kurang menghargai dan mengabaikan pentingnya pendidikan ini. Hal ini dapat mengakibatkan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama, seperti perzinaan, pergaulan bebas, tawuran, dan lain sebagainya. Kurangnya pemahaman agama dapat menyebabkan ketidakpedulian dalam menjalani aturan-aturan agama.
…..Pendidikan ini membantu individu untuk menjadi lebih taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, terutama dalam masa remaja ketika emosi seringkali tidak stabil. Remaja adalah generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan pendidikan dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah, karena perkembangan suatu negara sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Mental dan moral generasi muda memiliki peran penting dalam kemajuan suatu negara. (https://almaata.ac.id/pentingnya-pendidikan-agama-bagi-remaja)
Menertibkan geng motor tak cukup dengan razia dan beragam sanksi. Yang mereka butuhkan adalah pendekatan manusiawi, edukatif, dan dakwah sosial yang baik dan terukur.
Rasulullah ﷺ bersabda:
Innamā bu‘itstu li utammima makārimal akhlāq
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad No. 8595)
Spirit ini menjadi dasar bahwa perubahan sejati tidak lahir dari ketakutan dan penekanan, tapi sebuah kesadaran buah dari perhatian, kasih sayang dan nilai keteladanan.
Energi besar para anggota geng motor perlu diarahkan ke kegiatan yang bermakna. Beberapa alternatif yang bisa dikembangkan antara lain:
Dengan begitu, semangat kebersamaan tetap terjaga, tetapi dalam arah yang produktif dan bernilai kebermanfaatan.
Keluarga adalah benteng pertama pembentukan karakter. Orang tua perlu lebih banyak berdialog, hadir secara emosional, dan memberi contoh nyata dalam kesabaran serta kehangatan. Sekolah pun memiliki peran strategis: menjadi sebuah ruang penerimaan dan pembinaan, bukan sekadar tempat memberi sanksi. Program sekolah terkait Ekstrakurikuler, kegiatan rohani, dan komunitas sosial dapat menjadi “ruang positif” bagi mereka yang sebelumnya “tersesat” di jalanan.
Pemerintah daerah dapat menciptakan ruang ekspresi yang aman dan terarah, seperti kompetisi otomotif resmi, festival kreatif, atau kegiatan sosial komunitas motor. Sementara masyarakat perlu belajar untuk berempati, bukan hanya mengutuk. Perubahan sosial lahir dari kepedulian bersama, bukan dari rasa takut atau pengucilan.
Islam tidak mematikan semangat muda, justru menuntun jiwa serta semangatnya agar bernilai ibadah.
Allah ﷻ berfirman:
Walladzīna jāhadū fīnā lanahdiyannahum subulanā
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, pasti akan Kami tunjukkan jalan-jalan (kebenaran) Kami.”
(QS. Al-‘Ankabūt [29]: 69)
Mereka yang kini tersesat masih memiliki peluang besar untuk berubah. Keberanian, solidaritas, dan loyalitas yang dulu digunakan di jalanan bisa menjadi modal dakwah, pengabdian, dan kepemimpinan sosial bila dibimbing dengan nilai Religi dan keteladanan.
Budaya geng motor bukan sekadar masalah ketertiban, melainkan cermin kegelisahan generasi muda yang sedang mencari jati diri. Pemerintah juga Sekolah memiliki tanggung jawab moral untuk mengangkat isu ini tidak hanya sebagai sebuah berita, tetapi sebagai bahan renungan, seruan moral dan ajakan perubahan. Mari berkolaborasi membuka jalan baru dari kerasnya jalanan menuju lorong pembinaan, dari ego menuju empati, dari geng motor menuju agen perubahan. Karena di balik jaket kulit dan deru knalpot itu, mungkin tersembunyi calon pemimpin masa depan, yang hanya menunggu disentuh oleh pribadi mulia yang tulus memberikan penuh perhatian, kasih sayang, ilmu serta bimbingan.
Wallohualam Bi Showab
Do the best…