Sejarah Terbentuknya Mushaf Utsmani: Standarisasi Bacaan Al-Qur’an

Sejarah Terbentuknya Mushaf Utsmani: Standarisasi Bacaan Al-Qur’an

Latar Belakang Terbentuknya Mushaf Utsmani

Mushaf Utsmani disusun untuk menyelesaikan konflik di kalangan umat Islam terkait perbedaan bacaan Al-Qur’an antara penduduk Syam, Irak, dan Madinah. Perbedaan ini muncul karena pada masa Nabi Muhammad SAW, umat Islam diperbolehkan membaca Al-Qur’an sesuai dengan dialek masing-masing, yang dikenal dengan istilah tujuh huruf (qiraat). Konflik ini menimbulkan keresahan karena setiap kelompok cenderung mengklaim bacaannya yang paling benar, sehingga khalifah Utsman bin Affan merasa perlu mengambil langkah tegas untuk mempersatukan umat.

Proses Pembukuan dan Penyeragaman Dialek

Utsman bin Affan memutuskan untuk menyusun kembali mushaf dengan menetapkan satu dialek, yaitu dialek Quraisy, karena Al-Qur’an pertama kali diturunkan menggunakan dialek tersebut. Tim khusus dipimpin oleh Zaid bin Tsabit, yang sebelumnya juga terlibat dalam pembukuan mushaf di masa Abu Bakar al-Shiddiq. Ayat-ayat Al-Qur’an dikumpulkan dari hafalan para sahabat dan catatan tertulis, lalu disusun secara mutawatir. Proses ini dilakukan dengan cermat agar tidak ada kesalahan.

Langkah Pasca Pembukuan

Setelah mushaf selesai disusun, Utsman bin Affan mendistribusikan salinan mushaf tersebut ke berbagai wilayah kekuasaan Islam, seperti Syam, Kufah, dan Basrah. Ia juga memerintahkan pembakaran mushaf-mushaf lain yang tidak sesuai dengan standarisasi baru untuk menghindari kebingungan. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan umat Islam membaca Al-Qur’an dalam versi yang seragam.

Tanggapan Umat Islam

Kebijakan Utsman bin Affan mendapat sambutan positif dari mayoritas umat Islam, meskipun beberapa sahabat, seperti Abdullah bin Mas’ud, pada awalnya menolak karena merasa tidak dilibatkan dalam proses penyusunan mushaf. Namun, secara keseluruhan, tindakan Utsman berhasil meredakan konflik dan menghindarkan umat dari perpecahan yang lebih besar.

Dampak Kebijakan Utsman bin Affan

Mushaf Utsmani menjadi standar bacaan Al-Qur’an yang diakui secara resmi hingga saat ini. Standarisasi ini berhasil menciptakan keseragaman teks Al-Qur’an di seluruh dunia Islam, mencegah perselisihan lebih lanjut, dan mempermudah pelestarian Al-Qur’an. Langkah Utsman bin Affan dianggap sebagai kebijakan visioner yang tidak hanya menyatukan umat Islam pada masanya, tetapi juga memberikan manfaat yang dirasakan oleh generasi Muslim berikutnya.

 

 

Sejarah Terbentuknya Mushaf Utsmani: Standarisasi Bacaan Al-Qur’an

Ilustrasi yang menggambarkan proses sejarah penyusunan Mushaf Utsmani, dengan para penulis yang sedang menyalin ayat-ayat Al-Qur’an di bawah pengawasan Utsman bin Affan. Gambar ini mencerminkan suasana khidmat dan fokus dalam upaya standarisasi bacaan Al-Qur’an.

Sumber rujukan Artikel : “Sejarah Terbentuknya Mushaf Utsmani: Standarisasi Bacaan Al-Qur’an” ditulis oleh Tahanil Fawaid. Penulis adalah alumni dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Artikel ini merupakan bagian dari karya skripsi yang diselesaikan pada tahun 2014.