Hidupnya hati seseorang adalah dengan ilmu

Hidupnya hati seorang adalah dengan ilmu

SMAIT Asy-Syifa boarding wanareja subang hadir dalam membangun dunia Pendidikan di Indonesia khususnya di daerah subang.maka kalau kita perhatikan dengan baik ternyata adanya sekolah islam terpadu ini memberikan dampak yang begitu dahsyat bagi penerus bangsa kita ke depannya.karena anak-anak bukan hanya mempelajari pelajaran akademik  akan tetapi anak-anak dituntut juga untuk mempelajari dan memperdalam ilmu agama seperti Al-Qur’an,Hadits,Aqidah,Fiqih,Siroh dll yang mana itu bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Islami dalam diri anak tersebut agar nantinya anak menjadi ahli sains dan sosial yg hafidz qur’an,hadits dll sehingga nantinya mereka menjadi cahaya yang bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

 

Sebagaimana perkataan dari Seorang bijak : “Hati itu mati, cara menghidupkan hati adalah dengan ilmu. Ilmu itu mati, dan cara menghidupkan ilmu adalah dengan mencari ilmu tersebut.Ketika keinginan untuk mencari ilmu itu lemah,maka menguatkan tekad mencari ilmunya dengan pembelajaran. Jika kekuatannya tekadnya sudah diperkuat melalui pembelajaran, maka turunlah daya ingatannya dan cara meningkatkan daya ingatan kita dengan cara diskusi.dan apabila daya ingatannya sudah kuat dengan adanya diskusi,maka ilmu tersebut tidak menghasilkan apa-apa,maka agar membuahkan hasil adalah dengan diamalkan ilmunya. Jika ilmu dipadukan dengan amal perbuatan, maka akan tercipta dan melahirkan sesuatu warisan abadi yang tidak ada akhirnya.”

Ilmu adalah kehidupan bagi hati:

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Seorang yang mengerti berkata, ‘Bukankah jika seseorang tidak diberi makanan, minuman, dan obat ketika sakit, dia akan mati?’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ Dia berkata, ‘Demikian juga dengan hati, jika ilmu dan hikmah ditahan darinya selama tiga hari, ia akan mati.'”

 

Dan itu adalah benar, karena ilmu adalah makanan bagi hati yang dalam keadaan hidup, meskipun tidak merasakan kematiannya. Sama seperti seorang peminum keras yang kehilangan akalnya, orang yang takut yang ketakutannya berakhir, dan seorang yang mencintai dan berpikir telah kehilangan perasaan mereka terhadap rasa sakit dari luka-luka dalam keadaan itu. Namun, ketika mereka sadar dan kembali ke keadaan seimbang, mereka merasakan rasa sakitnya.

 

Nasihat Imam Syafi’i kepada penuntut ilmu:

Imam Syafi’i berkata, “Seseorang tidak akan mencapai keberhasilan dalam mencari ilmu ini dengan kesombongan dan kecongkakan. Tetapi yang akan mencapai keberhasilan adalah orang yang mencarinya dengan rendah hati, kesederhanaan hidup, melayani ilmu, dan merendahkan diri.”

Keutamaan buku:

Seorang bijak berkata, “Jika aku diberi pilihan untuk menjadi raja terbesar di dunia, memiliki istana yang indah, kebun-kebun, mata air yang berharga, kendaraan-kendaraan mewah, pakaian-pakaian mewah, dan ratusan pelayan, dengan syarat aku tidak memiliki buku, maka aku akan menolak kedudukan tersebut tanpa ragu, dan lebih memilih menjadi seorang miskin di sebuah gubuk, tetapi memiliki banyak buku.”

Sumber: “Al-Adab Al-Syar’iyyah” oleh Ibn Muflih (2/27), “Jawami’ Al-Adab” oleh Al-Qasimi (halaman 122).

 

 

Scroll to Top